ZUBAEDAH ( Cinderella Modern)
Pada zaman yang modern ini hiduplah gadis berkutil yang
bernama zubaedah yang tinggal bersama ayah, ibu tiri dan kedua saudara tirinya.
Pada suatu hari ayah zubaedah meniggal dunia karna diracuni oleh ibu tirinya
yang ingin menguasai harta ayah zubaedah.
Di sore hari yang cerah, ayah zubaedah duduk
di teras depan rumahnya
Ibu
tiri : “bang, mau minum kopi?”
Ayah
: “ohiya.. abang tunggu di sini ya”.
Ibu
tiri : “iya bang,, tunggu ya”.(sambil berjalan kearah dapur)
Di dapur, ibu tiri zubaedah menyiapkan
kopi yang ternyata berisi racun untuk membunuh ayah zubaedah.
Ibu
tiri : “mhmm.. rasakan !! kau akan segera mati di tangan ku, dan semua hartamu
akan jadi milikku. Hahahaha”.
Di teras depan, ibu tiri zubaedah
memberikan kopi berisi racun kepada ayah zubaedah.
Ibu
tiri : “ini bang kopinya”. (sambil tersenyum)
Ayah
: “oh iya, kamu memang istri ku yang paling pengertian” (tersenyum melihat
istrinya )
Ibu
tiri: “iya dong bang”.
Ayah zubaedah pun meminum kopi berisi racun
tersebut. Tak lama kemudian ayah zubaedah merasa dirinya pusing dan seketika
itu juga ia pingsan dan meninggal dunia.
Ayah
: “istriku kok kepala ku terasa pusing ya ?”.
Ibu
tiri: “mungkin kamu kelelahan bang, sudahlah istirahat saja” (memegang pundak
suaminya )
Ayah
: “baiklah istriku”
Saat ayah zubaedah hendak bangun
dari kursinya, tiba – tiba ia terjatuh dan tak sadarkan diri. Seketika itu
zubaedah lari menghampiri sang ayah yang tergeletak di lantai
Zubaedah
: “ayaaaaaaaaahhhhhh, bangun ayah, bangun, jangan tinggalkan zubaedah sendiri”.
(sambil menangis)
Ibu dan saudara tirinya berdiri
dibelakang zubaedah sambil tertawa puas
Cantika
: “akhrinya zubaedah sudah menjadi anak yatim piatu “.( sambil melirik ke
saudara dan ibunya)
Kinara
: “hahaha kamu benar juga, ibu akhrinya rencana kita sudah berhasil, ibuku
memang hebat”. ( tertwa puas)
Ibu
tiri : “siapa dulu dong, castella, kita harus menyingkirkan zubaedah dari rumah
ini”. (tertawa)
Cantika
: “jangan bu, jangan usir dia dulu, kita masih mebutuhkan tenaganya disini”.
Kinara
: “benar bu, ibu mau membayar orang untuk mebereskan rumah kita yang besar ini,
hitung – hitung dia menjadi pembantu dsini tanpa dibayar”.
Ibu
tiri : ”ah ternyata ide kalian brilian juga hahahaha”.
Ibu dan saudara tirinya menghampiri
zubaedah yang masih menangisi kepergian ayahnya.
Ibu
tiri : “sudahlah zubaedah, jangan tangisi kepergian ayahmu, itu sudah jalan
takdirnya”.
Kinara
: “iya zubaedah, kan masih ada kami disini yang akan menemanimu”.
Cantika
: “kami sudah mengganggap kamu sebagai saudara kandung kami, bukan saudara tiri”.
Zubaedah menghapus air matanya
Zubaedah
: “terima kasih ibu, Kinara , cantika, aku masih punya keluarga yang menyayangi
aku”.
Setelah pemakaman ayah zubaedah, ibu
tiri zubaedah menghampiri zubaedah dengan membawa tumpukan cucian di keranjang
yang dibawanya
Ibu
tiri : “ini cucian yang harus kamu cuci, jangan sekali sekali kamu membanya ke
londri, karna menghemat biaya, setelah kamu mencuci baju, kamu harus
mebersihkan seluruh ruangan yang ada dirumah ini, setelah itu kamu harus
memasak makan malam untuk aku dan anak – anakku. Sekarang aku dan anak- anakku
akan pergi berbelanja, saat kami pulang semua pekerjaanmu harus sudah selesai”.
Zubaedah
: “.tapi bu, ayah baaru saja meninggal, masak ibu mau pergi bersenang – senang,
tega sekali ibu”.
Ibu
tiri : “ emang aku pikirin? sudahlah kamu tidak usah banyak omong, kerjakan apa
yang aku katakana”. ( ibu pergi meniggalkan zubaedah bersama tumpukan cucian
yang banyak)
saat zubaedah sedang mencuci
pakaian, terdengar suara ketukan pintu, zubaedahpun begegas mebukakan pintu
pengawal
: “permisi selamat sore, saya pengawal dari keluarga siahaan orang yang sangat
terpandang di kota ini, akan mengadakan suatu pesta yang bertujuan untuk
mencarikan istri dari anak tuan siahaan”.
( sambil memberikan undangan )
zubaedah
: “oh maaf bagaimana kostum yang akan kita gunakan ke pesta tersebut ?”.
pengawal
: “menggunakan gaun yang sebagus bagusnya, karna ini acara orang terpandang”.
Zubaedah
: “oh baiklah terimakasih”. ( dalam hati bicara : bagaimana ini, aku tidak
memiliki baju gaun yang bagus, sepertinya aku mengurunkan niatku untuk kepesta
itu )
pada malam harinya ibu tiri dan
kedua anaknyaa tiba dirumah, saat zubaedah menyiapkan makan malam
ibu
tiri, Kinara, cantika : “zubaedahhhhhh zubaedah!!!! Tolong bawakan belanjaan
ini kedalam, aku capek!”.
Zuabedah
: “baik bu”. (sambil membawa balanjaan masuk kedalam)
Saat makan malam tiba ibu dan
saudara – saudara tirinya duduk di meja makan zubaedah datang ikut duduk di
meja makan
Kinara
: “ngapain kamu kesini, makan didapur sana!”.
Cantik
: “kamu itu ga pantes makan bareng kita disini, ibu liat zubaedah ini, masak
mau makan bareng kita, bikin selera makan kita hilang”.
Ibu
tiri : “mulai hari ini, kamu harus makan di dapur!”.
Zubaedah
: “tapi bu, knp begitu?”.
Ibu
tiri : “sudah jangan banyak omong kamu! Pergi sana!”.
Zubaedah
: “baiklah bu, tapi sebelum zubaedh kedapur, zubaedah ingin menyampaikan amanah
dari keluarga siahaan yang akan menggelar pesta untuk mencarikan anaknya
seorang istri”. ( sambil memberikan undangan tersebut).
Ibu
tiri : (mengambil undangan) “waw, keluarga siahaan akan mengadakan pestaa! Kinara
cantika, kalian harus berdandan yang cantik agar kalian mendapatkan hati anak
tuan siahaan. Nagapain kamu masih disini! Pergi sana!”.
Kinara
dan cantika : (rebutan undangan) “aku yang duluan, akuuuu”.
Ibu
tiri : “sudahlah, sekarang kita makan malam dan langsung pergi kekamar untuk
tidur, agar kalian terlihat lebih fresh saat kepesta nanti”.
Kinara
: “baiklah bu,lihat saja cantika aku yg akan mendapatakan hati putra siahaan”.
Cantika
: “mimpi kamu bisa mendapatkan hati anak tuan siahaan”.
Saat
Kinara dan cantika pergi kekamaranya
untuk tidur, zubaedah menangis di dalam kamarnya meratapi nasibnya.
Zubaedah
: “ayah, kenapa ayah tega meniggalkan aku saendirai disini. Aku benar- benar
tak tahan dengan semua ini. Sedangkan besok ada pesta yang mengharuskan setiap
wanita dikota ini menggunakan gaun yang bagus”. (sambil menangis )
Seketika datanglah ibu peri yang
menggunakan baju merah yang akan mengubah nasib zubaedah.
Ibu
peri : “semeriwing, semeriwing, semeriwing, jangan menangis gadis cantik, aku
disini menemanimu dan akan menghibur dan mebantumu”.
Zubaedah:
“siapa kamu?”.
Ibu
peri: “sok sekali kutil ini! Masak kamu tidak mengenaliku, aku kan adalah ibu
peri yang akan membantumu untuk pergi kepesta agar mendapatkan hati anak dari
tuan siahaan”.
Zubaedah
: “serius? Suer? Mi apa?”.
Ibu
peri : “iya suer deh ciiiinnn, aku akan menyewakan gaun untukmu dan taksi
expres untuk pergi ke pesta itu”.
Zubaedah
: “sewa? Aku tidak punya uang, apakah aku boleh mengutang di ibu peri? Besok
aku bayar saat aku sudah menjadi istri anak tuan siahaan”.
Ibu
peri : “apaaaaaa??? Ngutang? Miskin banget lo kutil! Tapi tak apalah, dari pada
tidak laku aku sewakan bajuku kemana – mana, capek aku”.
Zubaedah
: “terima kasih ibu peri yang baik”.
Ibu
peri : “aku akan menghilangkan kutilmu! Semeriwing, semeriwing, semeriwing!”.
Zubaedah:
“terima kasih ibu peri”. (sambil mengenggam tangan ibu peri)
Keesokan harinya semua orang dirumah
sibuk berdandan, sedangkan zubedah membersihkan rumah.
Kinara
: “zubaaedaaahh tolong ambilkan aku minumannnn, aku haus sekali, cepatttt gak
pake lama ya”.
Cantika
: “zubaedaahhhhhh tolong ambilkan sandal yang akan aku pakai ke pesta! Cepattt”.
Zubaedah
: “iya cantika, tunggu sebentar, aku masih mengambilkan Kinara air untuk
diminum!”.
Kinara
: “zubaedah mana minumanku!! Aku sudah haus sekali!!!”.
Zubaedah datang membawakan air minum
dan tak sengaja minuman itu jatuh kebaju si Kinara.
Kinara
: “zubaeeeedaaaaaaaahhhh!!! Kamu gapunya mata ya ? ini baju yang akan aku
gunakan kepesta!! Dasar kutillllll!!”.
Zubaedah
: “ maaf ra, akan ku bersihkan bajumu”. (mengelap – elap baju kinara).
Kinara
: “gausah – gausah”. ( sambil mendorong
zubaedah )
Cantika
: “zubaedahhh mana sepatuku?”.
Zuabedah
: “ini cantika, sedang aku ambilkan”.
Ibu
tiri : “Kinara cantika cepatlah, kita bisa terlambat!”
Kinara
cantika : “baik bu”.
Ibu
tiri : “zubedah!!! Kamu tidak boleh kemana- mana, nanti jam 12 malam aku dan
anak- anakku tiba dirumah!”.
Kinara cantika dan ibunya pergi
menggunakan mobil mewah warisan dari ayah zubaedah.
Setibanya
di dalam gedung mewah.
Cantikan
Kinara dan ibu tiri : “waaaw mewah sekali acara ini”.
Ibu
tiri : “kalian harus bisa mendapatkan hati dari anak tuan siahaan”.
Cantika
dan Kinara : “baik bu, dimana sekarang
anak tuan siahaan itu? Aku tidak sabar untuk melihatnya”
Ibu
tiri : “nah! Itu dia itu!”.
Cantika
dan Kinara : “mana bu mana? Kami tak melihatnya”.
Ibu
tiri : “itu yang bersama pengawalnya”.
Cantika
: “oh yang itu, cukup menarik untuk diambil harta warisannya hahaha”.
Steven terlihat gelisah, karena tak
melihat satupun wanita yang menarik hati, namun seketika ia melihat taksi
expres berhenti dan keluarlah seorang wanita yg cantik jelita, steven pun tak
bisa memalingkan wajah.
Steven
: “siapa gadis itu? ( menghampiri zubaedah) siapa namamu?”.
Zubaedah
: “aku tidak mau mengenalkan namaku, aku malu”.
Steven
: “baiklah, tak apa, apakah kamu mau berdansa dengan ku?”.
Zubaedah
: “baiklah”.
Steven dan zubaedahpun berdansa di
tengah2 gedung
Kinara
: “siapa sih gadis yang berdansa bersama steven itu?”.
Cantika
: “wajahnya familiar sekali”.
Kinara
: “iya, bagaimana dia bisa berdansa dengan steven, sedangkan dia baru saja
datang, kita? yang dari tadi berdiri disini saja tidak dapat berdansa dengan
steven”. (wajah kesal )
Jam berdenting menunjukkan pukul 12
malam, dan zubaedah pun berlari meninggalkan steven yang masih bingung mengapa
zubaedah berlari meninggalkannya.
Zubaedah:
“maaf, aku harus pergi”.
Steven
: “kenapa? Ada yang salah denganku?”.
Zubaedah:
“tidak, waktu sedang tidak tepat”.
Karna zubaedah berlari terlalu
cepat, akhrinya sandal yang ia gunakan salah satunya terlepas dan ia tinggalkan
karna takut telat sampai rumah, karna ia pulang dengan berjalan kaki, karna ia
tidak memiliki uang untuk menbayar taksi.
Zubaedah:
“aduuuuh, mesti nyeker nih, udah sandal aku ketinggalan di sana lagi”. -_-
Akhirnya zubaedahpun sampai
dirumah. Selang 5 menit ibu tiri dan
saudara tirinya sampai juga dirumahnya. Mereka semua kelelahan dan langsung
masuk kekamar masing –masing.
Pada malam malam itu juga ibu peri
datang kembali untuk mengambil pakaian yang sudah disewakan kepada zubaedah.
Ibu
peri : “semeriwing semeriwing semeriwing, zubaedah mana gaun yang telah ku
pinjamkan kepadamu itu?”.
Zubaedah
: “pelit amat sih, baru juga dipinjem bentaran aja”. (muka kesal )
Ibu
peri : “eh kamu aja blom bayar sewanya! Pake marah lagi, dasar kutil!”.
Zubaedah
: “nih! Terimakasih, ntar datang aja waktu pernikahan aku sama pangeran aku
akan bayar disana”. (tertawa)
Sedangkan di rumah mewah steven memikirkan wanita yang
berdansa dengannya tadi, dan menyuruh pengawalnya untuk mencari tau tentang
gadis itu dengan mencari sepasang sandal yang lagi satu itu.
Keesokan
harinya, pengawal pergi keliling kota untuk mencari wnita yang di idam –
idamkan sang pangeran, sampai saatnya tibalah di rumah zubaedah.
Pengawal
: (tok tok tok) “permisi”.
Ibu
tiri : “oh iya, ada yang bisa sy bantu?”.
Pengawal
: “sy pengawal tuan steven ingin mencari pasangan dari sandal ini dengan cara
mencobakan kepada semua wanita di semua kota ini, dan rumah ibu saja yang belum
sy cek”.
Ibu
tiri: Kinara!!! Cantikaaaa!!! Cepat kesini!”.
Kinara
cantika : “ada apa bu?”.
Ibu
tiri: “kalian harus mencobanya sepatu itu, salah satu dari kalian pasti cukup
menggunakan sepatu itu, ibu yakin.. kamu duluan cantika”.
Cantika
: “baik bu, sandal itu pasti pas untukku ( sambil tersenyum) loh kok kebesaran
sih?”.
Pengawal:
“berarti anda bukan wanita yang dicari – cari tuan steven”.
Kinara
: “sini biar aku yang coba, pasti pas………. kok kebesaran juga?”.
Pengawal
: “berarti anda juga bukan wanita itu, masih adakah wanita yang tinggal bersama
ibu?”.
Ibu
tiri : “tidak ada, memang kami memiliki pembantu, tetapi dia tidak mungkin
datang kepesta itu, karna dia hanya pembantu yg udik kampungan!”.
Pengawal
: “tidak ada salahnya mencoba bu”.
Ibu
tiri : “baiklah, zubaedaaaaaaaaah, cepat kemari!”.
Zubaedah:
“ada apa bu?”.
Ibu
tiri : “cepat km coba sandal itu”.
Zubaidah:
“baik bu”.
Ternyata sandal itu cukup di
zubaedah, dan semua orang yang ada disana terkaget- kaget melihat zubaedah saat
zubaedah mengeluarkan pasangan dari sepatu yang dibawa pengawal tersebut.
Pengawal
: “kita sudah menemukan wanita itu”.
Ibu
Kinara cantika : “zubaedaaaaahhhhhh!”.
Ibu
tiri : “tidak mungkin, km bukan wanita yang dicari tuan steven”.
Pengawal
: “baiklah buk, ibu tidak masalah sy mebawa zubaedah kerumah tuan steven?”.
Kinara cantika dan ibu tidak menjawab karna masih heran
dan tidak percaya dengan kejadian ini! Pengawal itupun langsung pergi dengan
membawa zubedah. Pada akhirnya, zubaedah dan tuan steven hidup bahagia. Ibu
tiri, Audrey dan cantika sangat menyesal sudah memperlakukan zubedah layaknya
pembantu.
Ibu
Castella Audrey dan cantika : “zubaaedah maafkan kami karna sudah
memperlakukanmu seperti pembantu, kami sangat menyesal, maukah kamu memaafkan
kami?”
Zubaedah
: “tidak apa – apa kok ibu dan saudara- saudara ku, walaupun kalian sudah
menjahatiku, aku tetap menyayangi kalian (sambil menagis) aku memaafkan kalian”
Mereka semua berpelukan dan akhirnya zubaedah
dan steven hidup bahagia……
No comments:
Post a Comment