Tuesday 14 May 2013

NASKAH DRAMA

ZUBAEDAH ( Cinderella Modern)

Pada zaman yang modern ini hiduplah gadis berkutil yang bernama zubaedah yang tinggal bersama ayah, ibu tiri dan kedua saudara tirinya. Pada suatu hari ayah zubaedah meniggal dunia karna diracuni oleh ibu tirinya yang ingin menguasai harta ayah zubaedah.
  Di sore hari yang cerah, ayah zubaedah duduk di teras depan rumahnya
Ibu tiri : “bang, mau minum kopi?”
Ayah : “ohiya.. abang tunggu di sini ya”.
Ibu tiri : “iya bang,, tunggu ya”.(sambil berjalan kearah dapur)
     Di dapur, ibu tiri zubaedah menyiapkan kopi yang ternyata berisi racun untuk membunuh ayah zubaedah.
Ibu tiri : “mhmm.. rasakan !! kau akan segera mati di tangan ku, dan semua hartamu akan jadi milikku. Hahahaha”.
     Di teras depan, ibu tiri zubaedah memberikan kopi berisi racun kepada ayah zubaedah.
Ibu tiri : “ini bang kopinya”. (sambil tersenyum)
Ayah : “oh iya, kamu memang istri ku yang paling pengertian” (tersenyum melihat istrinya )
Ibu tiri: “iya dong bang”.
   Ayah zubaedah pun meminum kopi berisi racun tersebut. Tak lama kemudian ayah zubaedah merasa dirinya pusing dan seketika itu juga ia pingsan dan meninggal dunia.
Ayah : “istriku kok kepala ku terasa pusing ya ?”.
Ibu tiri: “mungkin kamu kelelahan bang, sudahlah istirahat saja” (memegang pundak suaminya )
Ayah : “baiklah istriku”
            Saat ayah zubaedah hendak bangun dari kursinya, tiba – tiba ia terjatuh dan tak sadarkan diri. Seketika itu zubaedah lari menghampiri sang ayah yang tergeletak di lantai
Zubaedah : “ayaaaaaaaaahhhhhh, bangun ayah, bangun, jangan tinggalkan zubaedah sendiri”. (sambil menangis)
            Ibu dan saudara tirinya berdiri dibelakang zubaedah sambil tertawa puas
Cantika : “akhrinya zubaedah sudah menjadi anak yatim piatu “.( sambil melirik ke saudara dan ibunya)
Kinara : “hahaha kamu benar juga, ibu akhrinya rencana kita sudah berhasil, ibuku memang hebat”. ( tertwa puas)
Ibu tiri : “siapa dulu dong, castella, kita harus menyingkirkan zubaedah dari rumah ini”. (tertawa)
Cantika : “jangan bu, jangan usir dia dulu, kita masih mebutuhkan tenaganya disini”.
Kinara : “benar bu, ibu mau membayar orang untuk mebereskan rumah kita yang besar ini, hitung – hitung dia menjadi pembantu dsini tanpa dibayar”.
Ibu tiri : ”ah ternyata ide kalian brilian juga hahahaha”.
            Ibu dan saudara tirinya menghampiri zubaedah yang masih menangisi kepergian ayahnya.
Ibu tiri : “sudahlah zubaedah, jangan tangisi kepergian ayahmu, itu sudah jalan takdirnya”.
Kinara : “iya zubaedah, kan masih ada kami disini yang akan menemanimu”.
Cantika : “kami sudah mengganggap kamu sebagai saudara kandung kami, bukan saudara tiri”.
            Zubaedah menghapus air matanya
Zubaedah : “terima kasih ibu, Kinara , cantika, aku masih punya keluarga yang menyayangi aku”.
            Setelah pemakaman ayah zubaedah, ibu tiri zubaedah menghampiri zubaedah dengan membawa tumpukan cucian di keranjang yang dibawanya
Ibu tiri : “ini cucian yang harus kamu cuci, jangan sekali sekali kamu membanya ke londri, karna menghemat biaya, setelah kamu mencuci baju, kamu harus mebersihkan seluruh ruangan yang ada dirumah ini, setelah itu kamu harus memasak makan malam untuk aku dan anak – anakku. Sekarang aku dan anak- anakku akan pergi berbelanja, saat kami pulang semua pekerjaanmu harus sudah selesai”.
Zubaedah : “.tapi bu, ayah baaru saja meninggal, masak ibu mau pergi bersenang – senang, tega sekali ibu”.
Ibu tiri : “ emang aku pikirin? sudahlah kamu tidak usah banyak omong, kerjakan apa yang aku katakana”. ( ibu pergi meniggalkan zubaedah bersama tumpukan cucian yang banyak)
            saat zubaedah sedang mencuci pakaian, terdengar suara ketukan pintu, zubaedahpun begegas mebukakan pintu
pengawal : “permisi selamat sore, saya pengawal dari keluarga siahaan orang yang sangat terpandang di kota ini, akan mengadakan suatu pesta yang bertujuan untuk mencarikan istri dari anak  tuan siahaan”. ( sambil memberikan undangan )
zubaedah : “oh maaf bagaimana kostum yang akan kita gunakan ke pesta tersebut ?”.
pengawal : “menggunakan gaun yang sebagus bagusnya, karna ini acara orang terpandang”.
Zubaedah : “oh baiklah terimakasih”. ( dalam hati bicara : bagaimana ini, aku tidak memiliki baju gaun yang bagus, sepertinya aku mengurunkan niatku untuk kepesta itu )
            pada malam harinya ibu tiri dan kedua anaknyaa tiba dirumah, saat zubaedah menyiapkan makan malam
ibu tiri, Kinara, cantika : “zubaedahhhhhh zubaedah!!!! Tolong bawakan belanjaan ini kedalam, aku capek!”.
Zuabedah : “baik bu”. (sambil membawa balanjaan masuk kedalam)
            Saat makan malam tiba ibu dan saudara – saudara tirinya duduk di meja makan zubaedah datang ikut duduk di meja makan
Kinara : “ngapain kamu kesini, makan didapur sana!”.
Cantik : “kamu itu ga pantes makan bareng kita disini, ibu liat zubaedah ini, masak mau makan bareng kita, bikin selera makan kita hilang”.
Ibu tiri : “mulai hari ini, kamu harus makan di dapur!”.
Zubaedah : “tapi bu, knp begitu?”.
Ibu tiri : “sudah jangan banyak omong kamu! Pergi sana!”.
Zubaedah : “baiklah bu, tapi sebelum zubaedh kedapur, zubaedah ingin menyampaikan amanah dari keluarga siahaan yang akan menggelar pesta untuk mencarikan anaknya seorang istri”. ( sambil memberikan undangan tersebut).
Ibu tiri : (mengambil undangan) “waw, keluarga siahaan akan mengadakan pestaa! Kinara cantika, kalian harus berdandan yang cantik agar kalian mendapatkan hati anak tuan siahaan. Nagapain kamu masih disini! Pergi sana!”.
Kinara dan cantika : (rebutan undangan) “aku yang duluan, akuuuu”.
Ibu tiri : “sudahlah, sekarang kita makan malam dan langsung pergi kekamar untuk tidur, agar kalian terlihat lebih fresh saat kepesta nanti”.
Kinara : “baiklah bu,lihat saja cantika aku yg akan mendapatakan hati putra siahaan”.
Cantika : “mimpi kamu bisa mendapatkan hati anak tuan siahaan”.
            Saat  Kinara dan cantika  pergi kekamaranya untuk tidur, zubaedah menangis di dalam kamarnya meratapi nasibnya.
Zubaedah : “ayah, kenapa ayah tega meniggalkan aku saendirai disini. Aku benar- benar tak tahan dengan semua ini. Sedangkan besok ada pesta yang mengharuskan setiap wanita dikota ini menggunakan gaun yang bagus”. (sambil menangis )
            Seketika datanglah ibu peri yang menggunakan baju merah yang akan mengubah nasib zubaedah.
Ibu peri : “semeriwing, semeriwing, semeriwing, jangan menangis gadis cantik, aku disini menemanimu dan akan menghibur dan mebantumu”.
Zubaedah: “siapa kamu?”.
Ibu peri: “sok sekali kutil ini! Masak kamu tidak mengenaliku, aku kan adalah ibu peri yang akan membantumu untuk pergi kepesta agar mendapatkan hati anak dari tuan siahaan”.
Zubaedah : “serius? Suer? Mi apa?”.
Ibu peri : “iya suer deh ciiiinnn, aku akan menyewakan gaun untukmu dan taksi expres untuk pergi ke pesta itu”.
Zubaedah : “sewa? Aku tidak punya uang, apakah aku boleh mengutang di ibu peri? Besok aku bayar saat aku sudah menjadi istri anak tuan siahaan”.
Ibu peri : “apaaaaaa??? Ngutang? Miskin banget lo kutil! Tapi tak apalah, dari pada tidak laku aku sewakan bajuku kemana – mana, capek aku”.
Zubaedah : “terima kasih ibu peri yang baik”.
Ibu peri : “aku akan menghilangkan kutilmu! Semeriwing, semeriwing, semeriwing!”.
Zubaedah: “terima kasih ibu peri”. (sambil mengenggam tangan ibu peri)
            Keesokan harinya semua orang dirumah sibuk berdandan, sedangkan zubedah membersihkan rumah.
Kinara : “zubaaedaaahh tolong ambilkan aku minumannnn, aku haus sekali, cepatttt gak pake lama ya”.
Cantika : “zubaedaahhhhhh tolong ambilkan sandal yang akan aku pakai ke pesta! Cepattt”.
Zubaedah : “iya cantika, tunggu sebentar, aku masih mengambilkan Kinara air untuk diminum!”.
Kinara : “zubaedah mana minumanku!! Aku sudah haus sekali!!!”.
            Zubaedah datang membawakan air minum dan tak sengaja minuman itu jatuh kebaju si Kinara.
Kinara : “zubaeeeedaaaaaaaahhhh!!! Kamu gapunya mata ya ? ini baju yang akan aku gunakan kepesta!! Dasar kutillllll!!”.
Zubaedah : “ maaf ra, akan ku bersihkan bajumu”. (mengelap – elap baju kinara).
Kinara  : “gausah – gausah”. ( sambil mendorong zubaedah )
Cantika : “zubaedahhh mana sepatuku?”.
Zuabedah : “ini cantika, sedang aku ambilkan”.
Ibu tiri : “Kinara cantika cepatlah, kita bisa terlambat!”
Kinara cantika : “baik bu”.
Ibu tiri : “zubedah!!! Kamu tidak boleh kemana- mana, nanti jam 12 malam aku dan anak- anakku tiba dirumah!”.
            Kinara cantika dan ibunya pergi menggunakan mobil mewah warisan dari ayah zubaedah.
Setibanya di dalam gedung mewah.
Cantikan Kinara dan ibu tiri : “waaaw mewah sekali acara ini”.
Ibu tiri : “kalian harus bisa mendapatkan hati dari anak tuan siahaan”.
Cantika dan Kinara : “baik  bu, dimana sekarang anak tuan siahaan itu? Aku tidak sabar untuk melihatnya”
Ibu tiri : “nah! Itu dia itu!”.
Cantika dan Kinara : “mana bu mana? Kami tak melihatnya”.
Ibu tiri : “itu yang bersama pengawalnya”.
Cantika : “oh yang itu, cukup menarik untuk diambil harta warisannya hahaha”.
            Steven terlihat gelisah, karena tak melihat satupun wanita yang menarik hati, namun seketika ia melihat taksi expres berhenti dan keluarlah seorang wanita yg cantik jelita, steven pun tak bisa memalingkan wajah.
Steven : “siapa gadis itu? ( menghampiri zubaedah) siapa namamu?”.
Zubaedah : “aku tidak mau mengenalkan namaku, aku malu”.
Steven : “baiklah, tak apa, apakah kamu mau berdansa dengan ku?”.
Zubaedah : “baiklah”.
            Steven dan zubaedahpun berdansa di tengah2 gedung
Kinara : “siapa sih gadis yang berdansa bersama steven itu?”.
Cantika : “wajahnya familiar sekali”.
Kinara : “iya, bagaimana dia bisa berdansa dengan steven, sedangkan dia baru saja datang, kita? yang dari tadi berdiri disini saja tidak dapat berdansa dengan steven”. (wajah kesal )
            Jam berdenting menunjukkan pukul 12 malam, dan zubaedah pun berlari meninggalkan steven yang masih bingung mengapa zubaedah berlari meninggalkannya.
Zubaedah: “maaf, aku harus pergi”.
Steven : “kenapa? Ada yang salah denganku?”.
Zubaedah: “tidak, waktu sedang tidak tepat”.
            Karna zubaedah berlari terlalu cepat, akhrinya sandal yang ia gunakan salah satunya terlepas dan ia tinggalkan karna takut telat sampai rumah, karna ia pulang dengan berjalan kaki, karna ia tidak memiliki uang untuk menbayar taksi.
Zubaedah: “aduuuuh, mesti nyeker nih, udah sandal aku ketinggalan di sana lagi”. -_-
            Akhirnya zubaedahpun sampai dirumah.  Selang 5 menit ibu tiri dan saudara tirinya sampai juga dirumahnya. Mereka semua kelelahan dan langsung masuk kekamar masing –masing.
            Pada malam malam itu juga ibu peri datang kembali untuk mengambil pakaian yang sudah disewakan kepada zubaedah.
Ibu peri : “semeriwing semeriwing semeriwing, zubaedah mana gaun yang telah ku pinjamkan kepadamu itu?”.
Zubaedah : “pelit amat sih, baru juga dipinjem bentaran aja”. (muka kesal )
Ibu peri : “eh kamu aja blom bayar sewanya! Pake marah lagi, dasar kutil!”.
Zubaedah : “nih! Terimakasih, ntar datang aja waktu pernikahan aku sama pangeran aku akan bayar disana”. (tertawa)

Sedangkan di rumah mewah steven memikirkan wanita yang berdansa dengannya tadi, dan menyuruh pengawalnya untuk mencari tau tentang gadis itu dengan mencari sepasang sandal yang lagi satu itu.
Keesokan harinya, pengawal pergi keliling kota untuk mencari wnita yang di idam – idamkan sang pangeran, sampai saatnya tibalah di rumah zubaedah.
Pengawal : (tok tok tok) “permisi”.
Ibu tiri : “oh iya, ada yang bisa sy bantu?”.
Pengawal : “sy pengawal tuan steven ingin mencari pasangan dari sandal ini dengan cara mencobakan kepada semua wanita di semua kota ini, dan rumah ibu saja yang belum sy cek”.
Ibu tiri: Kinara!!! Cantikaaaa!!! Cepat kesini!”.
Kinara cantika : “ada apa bu?”.
Ibu tiri: “kalian harus mencobanya sepatu itu, salah satu dari kalian pasti cukup menggunakan sepatu itu, ibu yakin.. kamu duluan cantika”.
Cantika : “baik bu, sandal itu pasti pas untukku ( sambil tersenyum) loh kok kebesaran sih?”.
Pengawal: “berarti anda bukan wanita yang dicari – cari tuan steven”.
Kinara : “sini biar aku yang coba, pasti pas………. kok kebesaran juga?”.
Pengawal : “berarti anda juga bukan wanita itu, masih adakah wanita yang tinggal bersama ibu?”.
Ibu tiri : “tidak ada, memang kami memiliki pembantu, tetapi dia tidak mungkin datang kepesta itu, karna dia hanya pembantu yg udik kampungan!”.
Pengawal : “tidak ada salahnya mencoba bu”.
Ibu tiri : “baiklah, zubaedaaaaaaaaah, cepat kemari!”.
Zubaedah: “ada apa bu?”.
Ibu tiri : “cepat km coba sandal itu”.
Zubaidah: “baik bu”.
            Ternyata sandal itu cukup di zubaedah, dan semua orang yang ada disana terkaget- kaget melihat zubaedah saat zubaedah mengeluarkan pasangan dari sepatu yang dibawa pengawal tersebut.
Pengawal : “kita sudah menemukan wanita itu”.
Ibu Kinara cantika : “zubaedaaaaahhhhhh!”.
Ibu tiri : “tidak mungkin, km bukan wanita yang dicari tuan steven”.
Pengawal : “baiklah buk, ibu tidak masalah sy mebawa zubaedah kerumah tuan steven?”.
Kinara cantika dan ibu tidak menjawab karna masih heran dan tidak percaya dengan kejadian ini! Pengawal itupun langsung pergi dengan membawa zubedah. Pada akhirnya, zubaedah dan tuan steven hidup bahagia. Ibu tiri, Audrey dan cantika sangat menyesal sudah memperlakukan zubedah layaknya pembantu.
Ibu Castella Audrey dan cantika : “zubaaedah maafkan kami karna sudah memperlakukanmu seperti pembantu, kami sangat menyesal, maukah kamu memaafkan kami?”
Zubaedah : “tidak apa – apa kok ibu dan saudara- saudara ku, walaupun kalian sudah menjahatiku, aku tetap menyayangi kalian (sambil menagis) aku memaafkan kalian”
             Mereka semua berpelukan dan akhirnya zubaedah dan steven hidup bahagia……

No comments:

Post a Comment